MENDIDIK TIDAK BISA MENDADAK


Kalo lihat kata mendadak, ada yang diingat oleh teman-teman?

saya yakin 70-80% ada berguman "Tahu digoreng dadakan 500" hehehhe

Tahu bisa digoreng mendadak agar bisa dimakan hangat hangat, dan pastinya enak bannget.
namun hal ini berbeda bila kita mendidik anak, dan disini saya memposisikan diri saya sebagai ibu sekaligus sebagai guru di sekolah.

Sedikit curhat nih sebelum sharing, ada beberapa guru temasuk guru saya mengeluh, "Bu, kenapa jika anak tidak bisa apa-apa, guru yang disalahkan, padahal waktu mereka lebih lama dari kita di sekolah?"

Dari hal di atas, dapat disimpulkan bahwa mendidik anak sebenarnya yang paling baik adalah adanya kerjasama antara guru dan orangtua serta tak ada pendidikan yang berhasil dengan instan. Ketika anak masih usia 1 tahun dan belum bisa berjalan, sebagai ibu, kita dengan sabar "menitah" dan memberi motivasi agar anak dapat berjalan. Proses berjalan anak tersebut, apakah dalam 1 hari kita "titah" langsung bisa jalan?.

Demikian juga saat mendidik anak di sekolah. Ketika anak ditargetkan dapat menulis di sekolah, ada beberapa tahapan yang dikenalkan kepada anak:
Untuk motorik halusnya, guru meminta anak untuk
1. melakukan peremasan contoh, meremas kertas bekas
2. melakukan permainan mengaduk air dengan tangan
3. melakukan permainan mengaduk biji-bijian atau beras

setelah itu maka mulailah tahapan menulis
1.Tahap mencoret atau mengores
  Pada tahap ini, anak dapat mencoret menggunakan berbagai macam alat, boleh crayon, boleh spidol dan lainnya
2.Tahap  pengulangan mencoret
   Pada tahap ini, anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal. Tulisan yang dihasilkan anak seperti membuat gambar rumput. Orangtua dan guru memberi kegiatan yang berkaitan dengan tulisan, misalnya bermain peran di restoran, dimana seorang pramusaji menuliskan menu yang akan dipesan oleh pelanggan, atau seorang dokter yang akan menulis resep obat. Kegiatan tersebut akan membantu anak untuk menyenangi menulis. Biasanya anak akan ingat kata apa saja yang ditulis walaupun bentuk tulisannya seperti rumput.

3. Tahap menulis secara random
 Pada tahap ini anak sesuai apa yang diketahui oleh anak, walau ada kekurang huruf dalam kata, untuk saat ini abaikan sementara, nanti setelah ia memberikan kepada guru maka ada sesi penyempurnaannya. contoh: menceritakan gambar 

4. Tahap menulis nama
Tahapan ini, ada beberapa kegiatan yaitu menyalin kata yang ada di lingkungan, memberi tanda huruf yang sama atau berbeda sampai ia menulis namanya sendiri 

Nah, ini baru tahap menulis saja yah dan di sekolah ada beberapa kompetensi dan indikator yang diharapkan mampu dimiliki anak dalam masa perkembangan belajarnya.
Lalu bagaimana menerapkannya agar kegiatan belajar anak tidak membosankan?
Di dalam buku saya, ada hal yang dapat dilakukan oleh guru agar kegiatan selalu menyenangkan bagi anak yaitu "Fun Teaching"

Fun Teaching adalah cara guru memberikan kegiatan menyenangkan bagi anak karena prinsip belajar anak adalah bermain sambil belajar, maka guru menggunakan beberapa metode bermain agar belajarpun dapat menyenangkan, misalnya metode bernyanyi untuk mengenalkan angka dan lain sebagainya.

Siapapun bisa menjadi guru inspiratif, saya, Anda bahkan anak Anda.

Wiwik Suryandarini

Be An Inspiring Teacher
https://tokopedia.link/L5yHqIYLvS

0 Response to "MENDIDIK TIDAK BISA MENDADAK"

Posting Komentar