Present with PowerPoint as Virtual Background in Zoom Meeting

Pola Asuh Pada Anak Usia Dini

 

 Mengapa kita menikah?

Apa tujuan kita menikah?

Mengapa kita punya anak?

Jawaban apa yang kira-kira teman-teman dapat berikan?

Ketika kita ditanya mengapa menikah? Mungkin jawabannya adalah mengikuti sunnah rasulullah.

Lalu apa tujuan menikahnya? Dan mungkin ada yang menjawab untuk mendapatkan keturunan.

Kemudian timbul kembali pertanyaan mengapa kita punya anak? Dan pastinya teman-teman mempunyai jawaban sendiri-sendiri

Disini saya ingin berbagi kepada teman-teman tentang "Smart Communication for Smart Generation".

 Allah menciptakan manusia dengan bermacam-macam kecerdasan dan orangtualah yang memberikan fasilitas dan membimbingnya agar kecerdasan itu dapat menjadikan ia sebagai insan yang Cerdas Mulia.

Menurut pakar pendidikan luar negeri Howard Gardner, anak memiliki 8 kecerdasan dan setiap anak mempunyai perbedaan untuk kecerdasan yang paling menonjol  dalam dirinya. Lalu dikenalkan kembali kecerdasan yang lain yaitu kecerdasan Spiritual oleh pakar ESQ dan pemerhati penddidikan Bapak Ary Ginanjar.

Peran orangtua sangat menentukan masa depan anak, dalam satu hadist disebutkan bahwa "Seorang anak terlahir dalam keadaan fitrah/islam dan orangtua mereka yang membuatnya menjadi nasrani, majusi dan yahudi". Untuk 9 kecerdasan atau yang disebut multiple intelegence + spiritual intelegence saya akan membahasnya setelah pelatihan ini. Kali ini saya menekankan membangun komunikasi yang cerdas pada anak.

Dalam buku teori perkembangan anak Jean Piaget yang menganut teori interaksi mengatakan bahwa anak membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak bukan pembelajar yang pasif tetapi mereka pembelajar aktif. Pemikiran mereka meliputi konsep asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa anak belajar dengan interaksi. Interaksi adalah salahsatu bentuk dari komunikasi.

Teman-teman, sebenarnya kita ada dengan anak kita hanya sampai usia 14 tahun, maka gunakan kesempatan tersebut untuk membentuk akhlak, karakter yang baik pada anak.

-      Pada usia 0 – 7 tahun mulailah anak kita didik dengan pendidikan agama, perbanyak aktifitas dan memberi teladan bagi anak. Mengenalkan Allah dengan sifat "asmaul husna"-Nya. Misalnya perkataan seorang ibu : Ayoo kakak sholat, nanti kalo nga sholat Allah marah dan kamu masuk neraka., ubahlah perkataan tadi dengan : "kakak… Allah itu Arrahman yah lihat sekarang kakak bisa makan makanan yang enak, sekarang waktunya kita bersyukur … yuk kita shalat untuk mengucapkan terima kasih kepada Allah" 

-      Pada usia 7 – 10 tahun, selain agama yang mereka dapatkan sebelumnya maka kita didik dengan Ilmu yang lainnya. Tentang disiplin kita bisa menerapkan pengetahuan bahwa shalat adalah kewajiban bagi umat islam dan diberikan pengetahuan akibat bila melalaikan shalat

-      Pada usia 10 – 14 tahun, tugas kita mendampingi anak, menjadi teman bagi dirinya sehingga segala permasalahan apapun ia akan curhat kepada kita bukan kepada orang lain.

 

Teman teman ada yang tahu tentang Pola asuh?

 

Pola asuh adalah cara pengasuhan pada anak, kasih saying ayah dan bunda dalam mengasuh anak untuk mengarahkan perkembangan pribadi anak yang memiliki kebahagiaan, kasihsayang terhadap sesama, bertanggungjawab, disiplin, dan konsisten serta bangga menjadi dirinya sendiri. Ada 4 tipe pengasuhan yang dikenal saat ini, yaitu :

  1. Tipe  Otoriter, tipe pengasuhan dengan tuntutan tinggi, kaku, didesak mengikuti arahan orangtua penerapan hukuman. Biasanya komunikasi orangtua di tipe ini sangat sedikit, tidak ada kompromi atau negosiasi sehingga anak tidak memiliki kemampuan untuk berkata tidak pada yang ia tidak suka, anak akan menjadi pribadi "Yes Mam"
  2. Tipe Abai, tipe ini biasanya menggunakan jasa baby sister…segala pekerjaan dan keawajiban orangtua terkadang diwakili oleh sang asisten ini, anak diberikan kelimpahan materi sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki kompetensi social, kurang mandiri dan tidak bertanggung jawab.
  3. Tipe Permisif, orangtua lebih suka menghindari konfrontasi dengan anak dan membiarkan anak melakukan semua hal yang disukainya. Anak dengan pola asuh ini akan memiliki kemampuan yang sangat rendah dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya, mungkin pola asuh ini yangterjadi pada koruptor yah hehehe
  4. Tipe Demokratis, ciri utama pola asuh ini adalah orangtua suportif dan komunikatif, menerapkan disiplin yang konsisten, orangtua membantu anak untuk mengembangkan kesadaran, pengekspresian dan Kontrol emosional.

 

Teman-teman, ayah dan bunda serta calon orangtua, zaman sudah berubah dan tantangan zaman juga berubah. Sumber nilai dan pengajaran bukan hanya orangtua dan guru tetapi ada satu yang terlupakan yaitu Tehnologi Informasi.

Dalam majalah tempo pada tahun 2010 berdasarkan hasil penelitian lembaga Norton Online Family bahwa 96% anak-anak Indonesia pernah membuka konten negative di internet, sedangkan 36% orangtua mereka tidak tahu menahu. Dan hasil penelitian lainnya menyebutkan 1 dari 3 anak Indonesia sudah mengakses pornografi.  

Tahukah ayah dan bunda serta teman-teman sekalian bahwa pornografi itu akan membuat kerusakan permanent dalam otak anak sehingga tidak mampu mengambil keputusan yang benar. Lalu apa yang akan terjadi di negeri kita ini bila generasinya telah dirusak otaknya?.dan parahnya lagi mereka mengaksesnya dari dalam rumah.

Yuk…kita mulai dari rumah kita untuk meninggalkan pola asuh yang salah dengan membangun komunikasi cerdas pada anak.

"Barang siapa yang mendapat ujian atau menderita karena mengurus anak-anaknya kemudian ia tetap berbuat baik kepada mereka maka anak-anaknya tersebut akan menjadi penghalang baginya dari siksa api neraka" (HR.Bukhari dan Muslim).

Semoga bermanfaat

Salam inspirasi
Wiwik Suryandaini

sumber buku
  1. Komunitas Cinta Keluarga Bunda Rani Noe'man
  2. Pembelajaram  oleh Dra.Yuliani, M.Pd
  3. Makalah Dra Nurbaina Dhieni

Artikel selanjutnya akan dibahas Komunikasi pada anak usia dini, ditunggu y