Pembelajaran Kooperatif



Menurut Marr, Pembelajaran Kooperatif adalah suatu pembelajaran yang dapat mendorong sikap saling menghormati dan belajar di antara siswa dengan beragam bakat, kemampuan, latar belakang dan etnis.Bern dan Erickson mengatakan bahwa Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah strategi pembelajaran yang menyelenggarakan pembelajaran menggunakan kelompok studi kecil di mana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif diartikan sebagai pembelajaran yang menitik beratkan pada aspek eksistesi kelompok.

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah:

1.      Saling Ketergantungan Positif

Setiap siswa mendapat penilaiannya sendiri. Sedangkan nilai kelompok didapat dari sumbangan setiap anggota. Dengan demikian bagi murid yang kurang mampu tidak akan merasa rendah diri terhadap yang lebih pandai, karena mereka pun dapat ikut menyumbangkan nilainya.

2.      Pembagian tugas kelompok

Pendistribusian tugas dalam grup adalah salah satu kunci untuk sukses dan mencapai tujuan pembelajaran.

3.      Tanggung Jawab Perseorangan

Setiap siswa memiliki tugas individu, harus ada pembagian waktu yang pasti dan bersifat tegas. Ini adalah kunci keberhasilan metode kerja kelompok.

4.      Interaksi Tatap Muka

Kegiatan berinteraksi dalam pembelajaran kooperatif ini akan memberikan sebuah sinergi yang saling menguntungkan bagi semua anggota. Hasil dari pemikiran beberapa orang akan lebih kaya dibanding hanya pemikiran satu orang saja.

5.      Komunikasi Antar Anggota

Siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan komunikasi yang sebelumnya akan dibekali oleh guru karena tidak setiap siswa memiliki keterapilan berkomunikasi. Evaluasi Proses Kelompok.

6.      Evaluasi proses kelompok dilakukan ketika masing-masing kelompok menyampaikan presentasi. Bagaimana setiap anggota tim menjawab pertanyaan dari audiens sesuai dengan bagiannya masing-masing dan bagaimana anggota lain melengkapi jawaban dari setiap pertanyaan.


   
 Tidak hanya anak didik saja dapat belajar kelompok, guru sebagai orang dewasa pun wajib menggunakan pembelajaran kelompok ini untuk peningkatan kompetensinya.



Semoga bermanfaat

Wiwik Suryandarini
Trainer Guru PAUD Inspiratif

Daftar Pustaka

Anita Lie, Cooprative Learning, Mempraktikan Cooprative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2002, hal.19.

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2016, hal. 296.

Elisabeth G Cohn, Teaching Cooprative Learning, The challenge for Teacher Education, Albany, State University of New York Press: 2004, hal. 3.

        Isjoni,Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung, Alfabeta:2001, hal. 5. 

Tes Bakat Sederhana

 “Katakanlah (Muhammad), Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (Q.S Al Isra’ : 84)


Allah menjelaskan bahwa setiap orang memiliki watak dan bakat sejak lahir. Watak tidak bisa diubah tapi bisa diukir. Bakat adalah karunia Allah dan sudah ada sejak kita berada di dalam rahim ibu.

Letak watak dan bakat ada pada otak. Otak terbagi 2, kanan dan kiri. Otak depan: frontalis. Otak tengah di ubun-ubun: lobus parintalis (neuron2 yang berisi watak dan bakat).

BAKAT adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan dan keterampilan khusus. Bakan bukan sekedar hanya hobi yang kita lakukan saat ini tetapi juga menentukan arah pada kesenangan yang kita kerjakan, seringkali diistilahkan sebagai Passion. Manusia memiliki 8 bakat, namun neuron syaraf bakat tidak semuanya dominan. Kecerdasan nomer 8 bisa diupgrade, tapi butuh proses waktu yang sangat lama, lebih baik upgrade kecerdasan nomer 1-4 yang dominan.

Bakat baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Makanya ada istilah “Bakatnya terpendam”.

Kecerdasan manusia menurut Howard Gardner:
  1. Kecerdasan visual spasial: pandai melihat ruang; designer, arsitek, pilot
  2. Kecerdasan kinestetik: senang olahraga
  3. Kecerdasan logis matematis: senang matematika; akuntan, banker
  4. Kecerdasan naturalis: suka tanaman, hewan, dan memasak
  5. Kecerdasan linguistic: kaitannya dengan bahasa, pandai bicara, apa yang dibicarakan bisa faham; khursuskan bahasa asing
  6. Kecerdasan interpersonal: suka bicara dan bertemu banyak orang; public figure, motivator
  7. Kecerdasan intrapersonal: meliputi kemampuan untuk menganalisis diri sendiri, tahu dengan baik tentang dirinya sendiri, apa yang diinginkan, apa yang akan dilakukan, apa yang terbaik bagi dirinya, bagaimana memberikan respon terhadap situasi tertentu, dan menyikapinya dengan baik, serta intropeksi diri
  8. Kecerdasan musikalis: jika pertama kecerdasan musikalis, kedua matematis, ketiga intrapersonal, dia cocok menjadi penulis lagu. Jika pertama musikalis, kedua bahasa, dia cocok menjadi penyayi


Alat canggih test bakat yang terkini adalah finger print. Kali ini kita akan menggunakan test kuis yang simple oleh pak Adi Gunawan untuk memahami profil kecerdasan masing-masing.

Beri angka 5, bila pernyataan tersebut sangat tepat menggambarkan diri sendiri.
Beri angka 0, bila pernyataan itu bukan diri sendiri.
Beri pilih 1 sampai 4, bila separuh-separuh menggambarkan diri sendiri.

Pernyataan:

  1. Saya sangat suka bekerja dengan obyek. Misalkan dengan bola atau alat lainnya.
  2. Saya dapat dengan mudah mengenali arah.
  3. Saya punya kemampuan untuk membantu menyelesaikan persilihan diantara kawan saya.
  4. Saya dapat dengan mudah mengingat kata dalam sebuah lagu.
  5. Saya dapat menjelaskan topic yang rumit menjadi sederhana dan mudah dimengerti.
  6. Saya selalu mengerjakan sesuatu selangkah demi selangkah.
  7. Saya mengenali diri saya dengan baik dan mengerti perilaku saya.
  8. Saya menyenangi kegiatan yang melibatkan banyak orang.
  9. Saya mudah belajar dengan cara mendengarkan ceramah dan diskusi.
  10. Saya merasakan perubahan mood saat mendengarkan music.
  11. Saya menikmati puzzle, TTS, dan persoalan yang melibatkan logika.
  12. Dalam belajar, graphic, gambar, digram, flow chart, penting bagi saya.
  13. Saya peka terhadap mood dan perasaan orang di sekitar saya.
  14. Saya belajar lebih maksimal bila saya dapat bergerak dan mengerjakannya sendiri.
  15. Saya memelihara atau menyukai hewan atau tanaman.
  16. Saya harus bisa melihat manfaat yang bisa saya dapatkan sebelum saya memulai mempelajari sesuatu.
  17. Saya membutuhkan privasi dan ketenangan saat bekerja dan berfikir.
  18. Saya mendengarkan music, saya tahu alat music apa saja yang digunakan.
  19. Saya dapat dengan mudah mengingat dan melihat kembali kejadian yang pernah saya alami.
  20. Saya suka dan tertarik dengan topic yang berhubungan dengan lingkungan.
  21. Saya mempunyai perbendaraah kata yang luas dan dapat mengungkapkan diri dengan baik dengan menggunakan kata-kata tersebut.
  22. Saya suka mencatat.
  23. Saya memiliki keseimbangan tubuh dengan baik dan menikmati kegiatan fisik.
  24. Saya mengerti pola dan hubungan yang terdapat dalam pengalaman atau kejadian.
  25. Saya mampu bekerja sama dalam suatu kelompok.
  26. Saya mengerti cara kerja tubuh dan memperhatikan kesehatan saya.
  27. Saya tanggap dan jeli, seringkali melihat sesuatu yang terlewatkan oleh orang lain.
  28. Saya mudah gelisah, misalnya karena harus duduk diam dalam waktu yang lama.
  29. Saya suka bekerja atau belajar sendiri, tidak perlu ditemani orang lain.
  30. Saya suka music atau membuat lagu.
  31. Saya suka bekerja dengan angka dan memecahkan soal matematika.
  32. Saya bisa membaca arah perubahan cuaca berdasarkan kondisi alam.


Silahkan total hasil angka pada setiap pernyataan sesuai berikut:

  • Kategori Kecerdasan linguistic = total hasil no. 5, 9, 21, 22
  • Kategori Kecerdasan matematis dan logika = total hasil no. 6, 11, 24, 31
  • Kategori Kecerdasan visual spasial = total hasil no. 2, 12, 19, 27
  • Kategori Kecerdasan music = total hasil no. 4, 10, 18, 30
  • Kategori Kecerdasan interpersonal = total hasil no. 3, 8, 13, 25
  • Kategori Kecerdasan intrapersonal = total hasil no. 7, 16, 17, 29
  • Kategori Kecerdasan kinestetik = total hasil no. 1, 14, 23, 28
  • Kategori Kecerdasan naturalis = total hasil no. 15, 20, 26, 32

Urutkan dari mulai terbesar no. 1 sampai 8.

Jika kecerdasan logis matematis paling bawah, tidak usah bekerja menjadi finance, bendahara, banker, bisa khursus cuma nilainya gak tinggi-tinggi amat. Jika dipaksakan badan mudah sakit karena bukan passionnya.

( Kecerdasan Kinestetik Dimas di urutan no. 2 dan 
Shifa Kinestetik ada di no.1)

Jika kecerdasan naturalis paling bawah, masakannya pas-pasan, gak usah bisnis catering, kalau mau cari saja chef yang kecerdasannya no. 1. Gak usah punya tanaman hidroponik atau pelihara kucing angora, Persia.

Jika kecerdasan kinestetik paling bawah, gak usah belajar tari-tarian. Gak terlalu suka diajak jalan-jalan jauh / hiking. Paling banter poco-poco, itu saja kanan kiri salah.

Jika kecerdasan linguistic paling bawah, jarang bagi perempuan karena  memliki kemampuan 20.000 kata

Jika kecerdasan intrapersonal paling bawah, gak usah menghayal buat novel. Jika pengen banget punya buku, minta tolong ghost writer.

Jika kecerdasan musikalis paling bawah, gak usah mimpi punya toko music.

Jika kecerdasan interpersonal paling bawah, gak usah jadi public relation.

Jika kecerdasan visual spasial paling bawah, gak usah mimpi jadi designer, pilot.

Bakat paling bawah bukan berarti dia tidak bisa melakukannya sama sekali karena masih ada angkanya, Cuma saja tidak jago walaupun dengan khursus. Karena khursus akan menaikan keterampilan hanya sedikit saja. Oleh karena itu kita perlu mitra yang punya kecerdasan dimana kita kurang namun dia tinggi.

Jadi seorang ibu 1/3 guru, 1/3 psikolog, 1/3 dokter nanti sakit berlanjut baru hubungi dokter J

Kecerdasan linguistic : cocok pada jurnalisme, berdebat, penterjemah

Jika kecerdasan linguistic pertama, kombinasi intrapersonal = penulis

Jika kecerdasan linguistic pertama, kombinasi interpersonal dan matematis = marketing, guru matematika

Jika kecerdasan linguistic pertama, kombinasi interpersonal = public relation, guru

Jika kecerdasan interpersonal, kombinasi naturalis, visual spasial, musikalis = guru biologi, guru tata boga, guru kesenian

Jika kerdasan intrapersonal pertama = konselor, filsuf, trainer, psikolog, psikiatri, wiraswasta, penulis, peneliti, atau memilih jalur spiritual

Jika kecerdasan linguistic pertama, kombinasi matematis = peneliti

Jika kecerdasan interpersonal pertama = trainer, konselor, manajemen, marketing, politisi, pekerja social, actor, terapis

Jika kecerdasan musikalis pertama = penyanyi, pemain music, producer, guru musk atau vocal, atau punya toko music

Jika kecerdasan visual spasial pertama = arsitek, designer, penjahit, pilot, pelaut, seniman, fotografer, pengerajin, animator, dokter bedah

Jika kecerdasan naturalis pertama = guru biologi, ekologi, kimia, peternak, petani, perkebunan, koki, pendaki gunung, kolektor tanaman dan binatang, traveling

Silahkan mencoba!

Sumber: Kajian Rumil Al hilya oleh dr. Aisah Dahlan
https://ncnstory.blogspot.com/2019/09/apa-ya-bakatku.html

Present with PowerPoint as Virtual Background in Zoom Meeting

Pola Asuh Pada Anak Usia Dini

 

 Mengapa kita menikah?

Apa tujuan kita menikah?

Mengapa kita punya anak?

Jawaban apa yang kira-kira teman-teman dapat berikan?

Ketika kita ditanya mengapa menikah? Mungkin jawabannya adalah mengikuti sunnah rasulullah.

Lalu apa tujuan menikahnya? Dan mungkin ada yang menjawab untuk mendapatkan keturunan.

Kemudian timbul kembali pertanyaan mengapa kita punya anak? Dan pastinya teman-teman mempunyai jawaban sendiri-sendiri

Disini saya ingin berbagi kepada teman-teman tentang "Smart Communication for Smart Generation".

 Allah menciptakan manusia dengan bermacam-macam kecerdasan dan orangtualah yang memberikan fasilitas dan membimbingnya agar kecerdasan itu dapat menjadikan ia sebagai insan yang Cerdas Mulia.

Menurut pakar pendidikan luar negeri Howard Gardner, anak memiliki 8 kecerdasan dan setiap anak mempunyai perbedaan untuk kecerdasan yang paling menonjol  dalam dirinya. Lalu dikenalkan kembali kecerdasan yang lain yaitu kecerdasan Spiritual oleh pakar ESQ dan pemerhati penddidikan Bapak Ary Ginanjar.

Peran orangtua sangat menentukan masa depan anak, dalam satu hadist disebutkan bahwa "Seorang anak terlahir dalam keadaan fitrah/islam dan orangtua mereka yang membuatnya menjadi nasrani, majusi dan yahudi". Untuk 9 kecerdasan atau yang disebut multiple intelegence + spiritual intelegence saya akan membahasnya setelah pelatihan ini. Kali ini saya menekankan membangun komunikasi yang cerdas pada anak.

Dalam buku teori perkembangan anak Jean Piaget yang menganut teori interaksi mengatakan bahwa anak membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak bukan pembelajar yang pasif tetapi mereka pembelajar aktif. Pemikiran mereka meliputi konsep asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa anak belajar dengan interaksi. Interaksi adalah salahsatu bentuk dari komunikasi.

Teman-teman, sebenarnya kita ada dengan anak kita hanya sampai usia 14 tahun, maka gunakan kesempatan tersebut untuk membentuk akhlak, karakter yang baik pada anak.

-      Pada usia 0 – 7 tahun mulailah anak kita didik dengan pendidikan agama, perbanyak aktifitas dan memberi teladan bagi anak. Mengenalkan Allah dengan sifat "asmaul husna"-Nya. Misalnya perkataan seorang ibu : Ayoo kakak sholat, nanti kalo nga sholat Allah marah dan kamu masuk neraka., ubahlah perkataan tadi dengan : "kakak… Allah itu Arrahman yah lihat sekarang kakak bisa makan makanan yang enak, sekarang waktunya kita bersyukur … yuk kita shalat untuk mengucapkan terima kasih kepada Allah" 

-      Pada usia 7 – 10 tahun, selain agama yang mereka dapatkan sebelumnya maka kita didik dengan Ilmu yang lainnya. Tentang disiplin kita bisa menerapkan pengetahuan bahwa shalat adalah kewajiban bagi umat islam dan diberikan pengetahuan akibat bila melalaikan shalat

-      Pada usia 10 – 14 tahun, tugas kita mendampingi anak, menjadi teman bagi dirinya sehingga segala permasalahan apapun ia akan curhat kepada kita bukan kepada orang lain.

 

Teman teman ada yang tahu tentang Pola asuh?

 

Pola asuh adalah cara pengasuhan pada anak, kasih saying ayah dan bunda dalam mengasuh anak untuk mengarahkan perkembangan pribadi anak yang memiliki kebahagiaan, kasihsayang terhadap sesama, bertanggungjawab, disiplin, dan konsisten serta bangga menjadi dirinya sendiri. Ada 4 tipe pengasuhan yang dikenal saat ini, yaitu :

  1. Tipe  Otoriter, tipe pengasuhan dengan tuntutan tinggi, kaku, didesak mengikuti arahan orangtua penerapan hukuman. Biasanya komunikasi orangtua di tipe ini sangat sedikit, tidak ada kompromi atau negosiasi sehingga anak tidak memiliki kemampuan untuk berkata tidak pada yang ia tidak suka, anak akan menjadi pribadi "Yes Mam"
  2. Tipe Abai, tipe ini biasanya menggunakan jasa baby sister…segala pekerjaan dan keawajiban orangtua terkadang diwakili oleh sang asisten ini, anak diberikan kelimpahan materi sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki kompetensi social, kurang mandiri dan tidak bertanggung jawab.
  3. Tipe Permisif, orangtua lebih suka menghindari konfrontasi dengan anak dan membiarkan anak melakukan semua hal yang disukainya. Anak dengan pola asuh ini akan memiliki kemampuan yang sangat rendah dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya, mungkin pola asuh ini yangterjadi pada koruptor yah hehehe
  4. Tipe Demokratis, ciri utama pola asuh ini adalah orangtua suportif dan komunikatif, menerapkan disiplin yang konsisten, orangtua membantu anak untuk mengembangkan kesadaran, pengekspresian dan Kontrol emosional.

 

Teman-teman, ayah dan bunda serta calon orangtua, zaman sudah berubah dan tantangan zaman juga berubah. Sumber nilai dan pengajaran bukan hanya orangtua dan guru tetapi ada satu yang terlupakan yaitu Tehnologi Informasi.

Dalam majalah tempo pada tahun 2010 berdasarkan hasil penelitian lembaga Norton Online Family bahwa 96% anak-anak Indonesia pernah membuka konten negative di internet, sedangkan 36% orangtua mereka tidak tahu menahu. Dan hasil penelitian lainnya menyebutkan 1 dari 3 anak Indonesia sudah mengakses pornografi.  

Tahukah ayah dan bunda serta teman-teman sekalian bahwa pornografi itu akan membuat kerusakan permanent dalam otak anak sehingga tidak mampu mengambil keputusan yang benar. Lalu apa yang akan terjadi di negeri kita ini bila generasinya telah dirusak otaknya?.dan parahnya lagi mereka mengaksesnya dari dalam rumah.

Yuk…kita mulai dari rumah kita untuk meninggalkan pola asuh yang salah dengan membangun komunikasi cerdas pada anak.

"Barang siapa yang mendapat ujian atau menderita karena mengurus anak-anaknya kemudian ia tetap berbuat baik kepada mereka maka anak-anaknya tersebut akan menjadi penghalang baginya dari siksa api neraka" (HR.Bukhari dan Muslim).

Semoga bermanfaat

Salam inspirasi
Wiwik Suryandaini

sumber buku
  1. Komunitas Cinta Keluarga Bunda Rani Noe'man
  2. Pembelajaram  oleh Dra.Yuliani, M.Pd
  3. Makalah Dra Nurbaina Dhieni

Artikel selanjutnya akan dibahas Komunikasi pada anak usia dini, ditunggu y

Perspektif Agile dan Vuca Di Dunia Pendidikan Anak Usia Dini


Perspektif Agile Di Dunia Pendidikan Anak Usia Dini

Perubahan terus berjalan seiring berjalanny perkembangan ilmu pengetahuan disertai perkembangan tehnologi tentunya.
Saat ini dikenal istilah Agile dalam dunia pengembangan diri, dalam web.medium.com, Mas Ardy mengemukakan bahwa Agile itu adalah pola pikir atau mind set semangat. Dan menurut Agile Coach dari Ekipa Indonesia, seseorang dengan mindset agile berarti memiliki kemampuan yang tangkas untuk beradaptasi dengan perubahan.
Lalu apa hubungannya dengan dunia pendidikan anak usia dini?
Tentu saja ada hubungannya.
Pergerakan dunia semakin cepat, sehingga guru anak usia dini pun harus tanggap dengan perubahan akibat pergerakan tersebut. Tidak diam di tempat dan selalu berkata,”Kalau dulu….”  atau berkata,”Dulu itu ibu mengajar…..”


Setiap anak dilahirkan pada jaman dan masa yang berbeda sehingga sebagai guru pun mendidik mereka sesuai jaman mereka dan masa yang akan mereka hadapi nantinya, bukan selalu mengembalikan atau membandingkan, terkecuali pendidikan agama dan adab /budi pekerti.
Sabda Rasulullah SAW: "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian".

Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan, maka guru diharapkan memiliki mindset agile, terutama dalam menghadapi era VUCA ini ((Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Nah, makhluk apa lagi nih VUCA?

Volatility adalah perubahan cepat
Uncertainty artinya sulit diprediksi
Complexity artinya keruwetan dan kerumitan
Ambiguity artinya kebimbangan atau kebingungan

Untuk menghadapinya maka sebagai guru yang telah memiliki mindset agile akan mengakomodir tantangan ini dengan baik. Dalam bukunya, Lea­ders Make the Future: Ten New Lea­dership Skills for an Uncertain World, Bob Johansen yang juga peneliti pada Ins­titute for the Future menawarkan so­lusi untuk mengatasi dunia VUCA ini, juga dengan VUCA (vision, understan­ding, clarity dan agility).

Sebagai guru mampu me­nerapkan visi (vision)  yang jelas. Apa yang hendak dicapai di masa depan di­tetapkan hari ini. Guru harus me­netapkan apa yang menjadi program bulanan, se­mester, dan tahunan. Guru harus memas­tikan semua materi sudah on the track, kon­tekstual dan sinkron dengan tren terbaru. Guru pun mampu berpikir kreatif dan membangun pembelajaran yang meaningful.

Pemahaman (Understanding), guru memahami apa yang menjadi kendala anak didik dan memahami karakteristik anak. Guru harus menjadi fasilitator yang lebih ba­nyak mendengar, membaca dan meli­hat perspektif yang berbeda dari para mu­­rid­nya. Guru harus mengenali gaya be­lajar mereka karena mengenali anak secara utuh adalah keharusan. Guru memberi nuansa Fun Teaching dan berinovasi dalam pembelajaran sehingga potensi anak dapat berkembang optimal.

Kejelasan (Clarity). Seorang guru harus jelas dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Jelas sumbernya, jelas manfaatnya bagi anak didik sehingga anak mampu membedakan, menganalisa dan mengambil keputusan dengan baik. Disini guru dapat mengajarkan attiute dalam berkomunikasi dan berinteraksi terhadap teman sebaya dan orang dewasa.

Dan terakhir ambiguity (kebingungan/kebimbangan) dalam pembelajaran dapat diselesaikan dengan agility (kelin­cahan/keluwesan) para guru melihat solusi-solusi yang ada. Kelincahan (baca: ke­ari­fan) para guru dalam memberikan jalan ke­luar yang terbaik dari kebimba­ngan anak berkorelasi dengan kemata­ngan se­orang guru dan “jam terbang­nya” yang hanya bisa didapat dari ke­mau­an para guru untuk terus belajar, baik in­dividual maupun kolaboratif dengan sia­pa saja dan di mana saja. Guru yang professional akan mampu menciptakan iklim yang mendukung kegiatan pembelajaran.Ia memfasilitasi dan mencari metode yang tepat untuk mengembangkan potensi anak didiknya dan berkolaborasi baik dengan teman seprofesi dan masyarakat (orangtua).

So, sebagai guru anak usia dini, kita harus adaptif dengan segala macam dinamisasi pendidikan, diantaranya dengan perkembangan-perkembangan terbaru di dunia pendidikan seperti saat ini yang sedang “heboh” yaitu RPP 1 lembar. Guru harus ON, tidak boleh OFF untuk belajar.

Selamat menjadi guru inspiratif dimanapun masa perubahan itu Anda berada.

Salam Inspiratif

Wiwik Suryandarini

#catatanwiwik
#pendidikananakusiadini
#gurindam
#Komunitasguruinspiratif
#raudhatulathfal
#ikatangururaudhatulathfal

Sumber bacaan:
Buku “Be An Inspiring Teacher”

Pemesanan buku hubungi Toni 081283893081