Pendekatan MultiSensori Pada Anak

Ketemuan lagi dengan Multisensori yah..:)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “multi” artinya banyak atau lebih dari satu, sedangkan “sensori” artinya panca indera. Maka gabungan kedua kata ini berarti lebih dari satu panca indera. 

Pendekatan multisensori dapat diterapkan kepada anak usia dini, anak berkebutuhan khusus, anak dileksia ataupun anak tunagrahita.

Pada dasarnya setiap anak adalah pembelajar multisensori. Sebagai contoh, ketika anak berumur usia 1 tahun, segala keingintahuannya tentang sesuatu dimisalkan Donut maka ia tidak lansung memakannya. Ia akan memegang, menjilat, meremas dan bisa pula di "pulung"  setelah terpuaskan keingintahuannya maka ia akan memakannya (lebih baik orangtua mencegahnya).

Pendekatan pembelajaran multisensori ini menggunakan alat indera, diantaranya indera visual (penglihatan), auditori (pendengaran), kinestetik (gerakan), olfotorik (penciuman), gustatorik (pengecapan). taktil (sentuhan/perabaan)

Pendekatan multisensori adalah dasar pemikiran bahwa anak belajar dengan baik ketika anak menggunakan beberapa indera. Indera yang sering digunakan yaitu kinestetik (gerak), dan taktil (sentuhan) rangsangan yang ditimbulkan melalui indera visual (penglihatan) dan indera auditori (pendengaran). 

Pendekatan multisensori dibantu dengan media yang bersifat kongkret. Pendekatan multisensori meliputi kegiatan menelusuri(perabaan), mendengarkan (auditoris), menulis (gerakan), dan melihat (visual).Untuk itu, pelaksanaan metode ini membutuhkan alat bantu (media) seperti kartu amplas, tepung,bentuk garis dan huruf yang terbuat dari kain panel, dan alat bantu lain yang sifatnya dapat diraba (konkret). 

Prinsip yang digunakan dalam menggunakan multisensori adalah :
1. Prinsip kesenangan, maksudnya dalam menerapakan pendekatan multisensori ini, suasana di kelas dalam keadaan menyenangkan. Jika perasaan anak senang maka ia akan mudah menerima pembelajaran.
2. Prinsip individual, maksudnya adalah setiap anak adalah insan yang unik, maka setiap anak berbeda kepandaian dan penerimaan materi pelajaran maka dalam memberikan layanan pendidikan anak menjadi prioritas yang harus diperhatikan. 
3. Prinsip kontinuitas, maksudnya adalah pelaksanaan pendekatan multisensori dilakukan secara terus-menerus dan terjadwal dengan melihat kemajuan anak atau bahkanmengulang kembali pelajaran yang telah direncanakan belum bias diharapkan hasilnya. Melalui prinsip kontinuitas anak akan terbiasa dengan pelajaran yang telah diajarkan.
4. Prinsip berkelanjutan, maksudnya adalah apabila anak telah menguasai materi yang telah diajarkan, maka siswa mempelajari materi pada tahap selanjutnya.

Setiap metode termasuk multisensori memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai guru di sekolah maupun guru yang mengajarkan anak-anak sendiri di rumah, sangat disarankan mengunakan metode multisensori ini untuk anak mulai usia 1 tahun hingga 5 tahun karena akan membantu keluwesan dalam motorik halusnya.

Semoga bermanfaat

Wiwik Suryandarini
Owner Yayasan Shifa Safitri
Founder dan Relawan Rumah Tahsin Teluk Pucung

Infaq dan shadaqoh untuk Rumah Tahsin dapat menghubungi : 08129074451

#Rumah Tahsin Teluk Pucung


sumber tulisan juga didapat dari :
https://aeelsinsight.wordpress.com
http://www.slideshare.net/ArwanEdans


0 Response to "Pendekatan MultiSensori Pada Anak"

Posting Komentar