Sains Untuk Anak Usia Dini

Pendidikan sains pada anak usia dini bertujuan untuk memicu rasa ingin tahu mereka serta mengembangkan minat terhadap lingkungan. Sebab, anak-anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang dunia di sekitar mereka. 



Bermain sains pada anak usia dini adalah salah satu kegiatan untuk mengembangkan aspek perkebangan dan potensi yang dimiliki anak. Pembelajaran sains melatih kemampuan anak untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan, mendengar dan mengecap.



Menurut Leeper (1994), pada hal-hal di atas secara umum menyampaikan bahwa pengembangan pembelajarn sains pada anak usia dini hendaklah di tujukan untuk merealisasikan empat hal yaitu:

  1. Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
  2. Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Misalkan tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
  3. Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik), maksudnya adalah segala informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai kaidah keilmuan yang menaunginya.
  4. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berbeda dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.

Berikut cara mengajarkan sains secara sederhana kepada anak

1. Gunakan buku yang menarik

2. Menggunakan kegiatan sehari-hari sebagai sarana pengenalan sains

3. Memaksimalkan penggunaan panca indera anak memunculkan keingintahuannya


Semoga bermanfaat

Wiwik Suryandarini
Founder Komunitas Guru Inspiratif
@wiwik_gurindam









Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik

 Penulis Astrid Shifa Safitri

a.      Motorik Kasar

Faktor yang mempengaruhi perkembangan motoric kasar yaitu:

1.)    Gizi ibu pada saat hamil

Jika ibu hamil tidak memiliki gizi yang baik,nantinya akan menyebabkan hambatan pada otak janin yang mempengaruhi perkembangannya.

2.)    Status gizi

Makanan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak, jika status gizi anak kurang maka akan mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motoric kasar anak.

3.)    Stimulus

Stimulus tidak kalah pentingnya dengan status gizi. Stimulus sangat mempengaruhi peertumbuhan dan perkembagan anak. Anak yang mendapat stimulus yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang.

4.)    Pengetahuan ibu

Faktor pengetahuan merupakan salah saru faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam tumbuh kembang anak, dengan terbasnya kemampuan ibu dalam pengetahuan sehingga memungkinkan terhambatnya perkembangan anak.

b   b. 


Motorik Halus

Faktor yang mempengaruhi perkembangan motoric halus yaitu:

1.)    Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)

2.)    Faktor lingkungan yang mnguntungkan atau merugikan kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis

3.)    Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri. http://repository.unimus.ac.id

Aktivitas yang dapat mengembangkan keterampilan motoric anak

1.      Motoric kasar

a.       Mengendarai sepeda roda roda dua/tiga

b.      Berlari dan berhenti, berlalri dengan sempurna

c.       Menaiki atau memnjat tangga gimnastik

d.      Melompat dan meloncat

e.       Berdiri dengan satu kaki

f.       Barmain bola.

2.      Motoric halus

a.       Memasang dan membuka kancing

b.      Meronce

c.       Melipat kertas

d.      Menggambar, menulis, menggunting

e.       Menjahit

Prinsip Perkembangan Motorik

1.      Perkembanagn motoric bergantung pada kematangn otot dan syaraf.

Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah (area) sistem syaraf yang berbeda. Karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah, yang bertempat dalam urat tulang syaraf belakang, pada waktu lahir berkembangnya lebih baik ketimbang pusat syaraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak, maka gerak refleks pada waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang dibiarkan berkembang sendiri. Selama masa kanak-kanak, otot berbelang (striped muscle) atau striated muscle yang mengendalikan gerakan sukarela berkembang dalam laju yang agak lambat. Sebelum anak cukup matang, tidak mungkin ada tindakan sukarela yang terkoordinasi.

2.      Perkembangan motoric mengikuti pola yang dapat diramalkan

Pola perkembangan motorik yang dapat diramalkan terbukti dari adanya perubahan kegiatan massa ke kegiatan khusus. Dengan matangnya mekanisme urat syaraf, kegiatan massa digantikan dengan kegiatan spesifik, dan secara acak gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota badan yang tepat. Perkembangan motorik dapat diramalkan ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Breckenridge dan Vincent telah menunjukkan cara yang cukup teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yakni dengan mengalikan umur anak waktu mulai merangkak dengan 1½ atau dengan mengalikan umur anak waktu mulai duduk dengan dua.

3.      Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motoric

Karena awal perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan, berdasarkan umur rata-rata dimungkinkan untuk menentukan norma untuk bentuk kegiatan motorik lainnya. Norma tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk yang memungkinkan orang tua dan orang lain untuk mengetahui apa yang dapat diharapkan dan pada umur berapa hal itu dapat diharapkan dari anak. Petunjuk tersebut dapat juga digunakan untuk menilai norma perkembangan anak.

4.      Perbedaan individu dalam laju perkembangan motoric

Meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut terjadi perbedaan individu. Hal ini mempengaruhi umur pada waktu perbedaan individu tersebut mencapai tahap yang berbeda. Sebagian kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan motorik, sedangkan sebagian lain memperlambatnya.


Dafpus :

Rini, Endang Sukamti. 2018. Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY Press.

Septri, s. 2018. Belajar Motorik Dasar. Dilansir dari situs : https://bit.ly/2X2Tuzz

Rismayanthi, C. Stimulasi Motorik Anak. Dilansir dari situs : http://staffnew.uny.ac.id. / https://bit.ly/38PmSfr

Tahapan dan Perkembangan Motoric Pada Anak Usia Prasekolah 3-6 tahun

 Penulis : Astrid Shifa Safitri

Motorik adalah suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses penendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Sedangkan perkembangan motoric adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Perkembangan motoric dapat berkembang seiring dengan kematangan saraf dan otot anak. Adapun pengertian lain tentang perkembangan motoric yaitu perkembangan pengenalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir anatara susunan syaraf, otot, otak, spinal cord Harlock (2003:35).

Motoric itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu motoric kasar dan motoric halus. Motoric kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebgaian besar atau seluruh anggota tubuh motoric kasar deperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya. (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114). Sedangkan perkembangan motroik kasar anak lebih dahulu dari pada motoik halusnya. Motoric halus menurut Magill Richard (1989:103) mengatakan bahwa keterampilan motoric halus (fine motor skill) merupakan keterampilan yang memerlukan control dari otot-otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Menurut Permen 137 pasal 10 ayat 3, dijelaskan bahwa mororik kasar mencangkup kemampuan gereakan tubuh secara terkoodinasi, lentur, simbang, lincak, lokomotor, non-lokomotor dan mengikuti aturan. Sedangkan motoric halus, mencangkup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk.

Tahap-tahap perkembangan mototik

a.      Tahap pra-keterampilan

Tinngkah laku gerak dimulai kira-kira pada periode 6 bulan dalam kandungan dan terus berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Selama tahap pengembangan pra-keterampilan gerak, gerakan bayi diperbaiki dari gerak reflex awal menjadi pola dasar yang terkoordinasikan. Perhatian selama periode ini harus ditekankan paada kualitas dan kuantitas pengalaman anak. Terdapat 3 tingkat perkembangan dalam tahap ini yang mudah dikenali;

1.      Tingkatan Refleksif

Gerak reflex adalah akibat dari rangsangan reseptor sensoris yang mengirimkan suatu tanda sepanjang jalur syaraf reflex dan balik ke serabut-serabut otot. Gerakan ini merupakan aktivitas tanpa disadari dan merupakan jawaban rangsang yang telah disadari. Gerakan reflex dilakukan oleh sumsum tulang belakang.

2.      Tingkat Integrasi Sensori

Gerakan pada tingkatan ini cenderung kasar dan tidak teratur. Perolehan gerakan ini bedasarkan kematangan yang terjadi dalam urutan yang dapat diramalkan yang berdasar asas-asas perkembangan. Kemajuan dalam mengatur syaraf otot akan cenderung menghalangi gerak reflex. Selama penampilan gerakan sederhana yang terpisah anak mulai mnegintegrasikan masukan dari berbagai penerima sensoris dengan penampilan gerakan motoric. Proses perseptual ini penting untuk memperoleh tingkah laku gerak yang efesien.

3.      Perkembangan Pola Gerak Dasar

Pada awal masa anak-anak (usia 2-8 tahun) di tunkukan oleh pencapaian dan pengembangan yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks. Anak-anak akan semakin aktif terlibat dalam menyelidiki lingkungannya dari gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan perkembangan pola gerak dasar. Gerakan dasar yang meliputi, berjalan, berlari, melompat, meloncat dan melempar.

b.      Tahap perkembangan keterampilan

Keterampilan olah raga adalah gerakan-gerakan tersebut yang dikaitkan dengan kegiatan olahraga. Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan olahraga mencangkup periode perkembangan, perbaikan, penampilan dan kemunduran. Pada akhir tingkatan perkembangan pola gerak dasar fan awal tingkatan keterampilan, anak mulau terus menerus mengatur pola yanag ditampilakan ke dalam program gerak yang terpadu.

c.       Tahap Keterampilan

1.      Pengahalus keterampilan

Keterampilan merupakan penampilan motoric pada taraf yang tinggi. Gerakan pada taraf tinggi akan terasa enak dipandang. Keterampilan ditandai dengan gerakan yang terorganisasi, halus dan estetik.

2.      Tahap penampilan 

Puncak tahap keterampilan perkembangan motoric adalah penampilan. Pada tahap ini pola gerak yang ada pada seseorang sudah sedikit menetap dan apabila diubah dari pola yang sering dilakukan akan menyebabkan menurunnya penampilan.

3.      Pola kemunduran

Setelah mengalami puncak penampilan kemampuan, seseorang akan mengalami kemunduran. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena kemampuan seseorang yang terbatas. Kemunduran banyak terjadi di masa penuaan.

            Maka dari itu, usia dini merupaka masa emas untuk pembinaan suatu cbang olahraga. Prestasi olahraga merupakan akumulasi dari kualitas fisik, taktik, dan kematangan psikis yang sengaja disiapkan melalui proses latihan. Anak usia 2-5 tahun merupakan periode pertumbuhan dan juga perkembangan yang cepat terutama system saraf dan juga pertumbuhan otot. Di usia ini, anak diajarkan gerakan seperti berjalan, berlari, melompat, lempar, menagkap, memanjat, menendang dan memukul melalui variasi gerakan yang menyenangkan.

Perkembangan motoric kasar dan halus anak

Usia (tahun)

Motoric Kasar

Motorik Halus

3-4  tahun

− Mengendarai sepeda roda tiga melalui tikungan yang lebar

Melompat sejauh 1 meter atau lebih dari posisi berdiri semula

 − Membawa sesuatu di atas baki tanpa menjatuhkannya

 − Menangkap bola besar dengan tangan lurus di depan badan

− Menggunakan bahu dan siku pada saat melempar bola hingga 3 meter

 − Berjalan menyusuri papan dengan menempatkan satu kaki di depan kaki lain − Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik

− Melompat dengan satu kaki − Berdiri dengan kedua tumit dirapatkan, tangan di samping, tanpa kehilangan keseimbangan

Mencuci dan melap tangan sendir

 − Mengaduk cairan dengan sendok

 − Bila diberikan gambar kepada dan badan manusia yang belum lengkap, akan menambah paling sedikit dua organ tubuh

− Memegang garpu dengan cara menggemgam

− Menggambar lingkaran, namun bentuknya masih “kasar”

− Menggunting kertas menjadi dua bagian

− Mengambil benda kecil dengan penjapit

− Meronce manik-manik kayu yang besar

− Menuang air dari teko

− Membuka kancing depan pada usia 3 tahun. Melepas ikat pinggang pada usia 3 ½ tahun

− Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa dibantu

4-5 tahun

− Memanjat tangga-tangga di lapangan bermain

− Menangkap bola pada tangan dengan siku menekuk

− Menikung pada belokan tajam dengan sepeda roda tiga

− Melempar bola melebihi 3,5 meter

− Tetap seimbang ketika berjalan mundur

− Menuruni tangga langkah demi langkah

− Membawa gelas berisi air tanpa menumpahkan isinya

Menyentuhkan ujung tiap jari pada jempol

− Menjatuhkan benda kecil, manik-manik misalnya, ke dalam botol berleher sempit

− Menggunting garis lurus

− Menggunakan rautan pensil

− Menjepit kertas dengan klips − Melipat kertas secara vertikal, horisontal, dan diagonal

− Mengenakan baju dan sepatu dengan baik

− Menggunakan sendok dan garpu dengan baik

5-6 tahun

− Berjalan mundur pada garis yang ditentukan

− Berjinjit dengan tangan di pinggul

− Melompat-lompat dengan kaki bergantian

− Berlari dan langsung menendang bola

− Mengayunkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan keseimbangan

 − Melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan

− Menyentuh jari kaki tanpa menekukkan lutut

- Mengoleskan selai di atas roti dengan pisau

− Mengikat tali sepatu

− Memasukkan benang ke dalam lubang jarum

− Memasukkan surat ke dalam amplop

 − Membentuk berbagai objek dengan tanah liat

− Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju

        

Dafpus :

Rini, Endang Sukamti. 2018. Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY Press.

Septri, s. 2018. Belajar Motorik Dasar. Dilansir dari situs : https://bit.ly/2X2Tuzz

Rismayanthi, C. Stimulasi Motorik Anak. Dilansir dari situs : http://staffnew.uny.ac.id. / https://bit.ly/38PmSfr

Suryandarini, Wiwik, 2018. Be An Inspiring Teacher, Litera MediaTama

Pembelajaran Kooperatif



Menurut Marr, Pembelajaran Kooperatif adalah suatu pembelajaran yang dapat mendorong sikap saling menghormati dan belajar di antara siswa dengan beragam bakat, kemampuan, latar belakang dan etnis.Bern dan Erickson mengatakan bahwa Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah strategi pembelajaran yang menyelenggarakan pembelajaran menggunakan kelompok studi kecil di mana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif diartikan sebagai pembelajaran yang menitik beratkan pada aspek eksistesi kelompok.

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah:

1.      Saling Ketergantungan Positif

Setiap siswa mendapat penilaiannya sendiri. Sedangkan nilai kelompok didapat dari sumbangan setiap anggota. Dengan demikian bagi murid yang kurang mampu tidak akan merasa rendah diri terhadap yang lebih pandai, karena mereka pun dapat ikut menyumbangkan nilainya.

2.      Pembagian tugas kelompok

Pendistribusian tugas dalam grup adalah salah satu kunci untuk sukses dan mencapai tujuan pembelajaran.

3.      Tanggung Jawab Perseorangan

Setiap siswa memiliki tugas individu, harus ada pembagian waktu yang pasti dan bersifat tegas. Ini adalah kunci keberhasilan metode kerja kelompok.

4.      Interaksi Tatap Muka

Kegiatan berinteraksi dalam pembelajaran kooperatif ini akan memberikan sebuah sinergi yang saling menguntungkan bagi semua anggota. Hasil dari pemikiran beberapa orang akan lebih kaya dibanding hanya pemikiran satu orang saja.

5.      Komunikasi Antar Anggota

Siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan komunikasi yang sebelumnya akan dibekali oleh guru karena tidak setiap siswa memiliki keterapilan berkomunikasi. Evaluasi Proses Kelompok.

6.      Evaluasi proses kelompok dilakukan ketika masing-masing kelompok menyampaikan presentasi. Bagaimana setiap anggota tim menjawab pertanyaan dari audiens sesuai dengan bagiannya masing-masing dan bagaimana anggota lain melengkapi jawaban dari setiap pertanyaan.


   
 Tidak hanya anak didik saja dapat belajar kelompok, guru sebagai orang dewasa pun wajib menggunakan pembelajaran kelompok ini untuk peningkatan kompetensinya.



Semoga bermanfaat

Wiwik Suryandarini
Trainer Guru PAUD Inspiratif

Daftar Pustaka

Anita Lie, Cooprative Learning, Mempraktikan Cooprative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2002, hal.19.

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2016, hal. 296.

Elisabeth G Cohn, Teaching Cooprative Learning, The challenge for Teacher Education, Albany, State University of New York Press: 2004, hal. 3.

        Isjoni,Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung, Alfabeta:2001, hal. 5. 

Tes Bakat Sederhana

 “Katakanlah (Muhammad), Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (Q.S Al Isra’ : 84)


Allah menjelaskan bahwa setiap orang memiliki watak dan bakat sejak lahir. Watak tidak bisa diubah tapi bisa diukir. Bakat adalah karunia Allah dan sudah ada sejak kita berada di dalam rahim ibu.

Letak watak dan bakat ada pada otak. Otak terbagi 2, kanan dan kiri. Otak depan: frontalis. Otak tengah di ubun-ubun: lobus parintalis (neuron2 yang berisi watak dan bakat).

BAKAT adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan dan keterampilan khusus. Bakan bukan sekedar hanya hobi yang kita lakukan saat ini tetapi juga menentukan arah pada kesenangan yang kita kerjakan, seringkali diistilahkan sebagai Passion. Manusia memiliki 8 bakat, namun neuron syaraf bakat tidak semuanya dominan. Kecerdasan nomer 8 bisa diupgrade, tapi butuh proses waktu yang sangat lama, lebih baik upgrade kecerdasan nomer 1-4 yang dominan.

Bakat baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Makanya ada istilah “Bakatnya terpendam”.

Kecerdasan manusia menurut Howard Gardner:
  1. Kecerdasan visual spasial: pandai melihat ruang; designer, arsitek, pilot
  2. Kecerdasan kinestetik: senang olahraga
  3. Kecerdasan logis matematis: senang matematika; akuntan, banker
  4. Kecerdasan naturalis: suka tanaman, hewan, dan memasak
  5. Kecerdasan linguistic: kaitannya dengan bahasa, pandai bicara, apa yang dibicarakan bisa faham; khursuskan bahasa asing
  6. Kecerdasan interpersonal: suka bicara dan bertemu banyak orang; public figure, motivator
  7. Kecerdasan intrapersonal: meliputi kemampuan untuk menganalisis diri sendiri, tahu dengan baik tentang dirinya sendiri, apa yang diinginkan, apa yang akan dilakukan, apa yang terbaik bagi dirinya, bagaimana memberikan respon terhadap situasi tertentu, dan menyikapinya dengan baik, serta intropeksi diri
  8. Kecerdasan musikalis: jika pertama kecerdasan musikalis, kedua matematis, ketiga intrapersonal, dia cocok menjadi penulis lagu. Jika pertama musikalis, kedua bahasa, dia cocok menjadi penyayi


Alat canggih test bakat yang terkini adalah finger print. Kali ini kita akan menggunakan test kuis yang simple oleh pak Adi Gunawan untuk memahami profil kecerdasan masing-masing.

Beri angka 5, bila pernyataan tersebut sangat tepat menggambarkan diri sendiri.
Beri angka 0, bila pernyataan itu bukan diri sendiri.
Beri pilih 1 sampai 4, bila separuh-separuh menggambarkan diri sendiri.

Pernyataan:

  1. Saya sangat suka bekerja dengan obyek. Misalkan dengan bola atau alat lainnya.
  2. Saya dapat dengan mudah mengenali arah.
  3. Saya punya kemampuan untuk membantu menyelesaikan persilihan diantara kawan saya.
  4. Saya dapat dengan mudah mengingat kata dalam sebuah lagu.
  5. Saya dapat menjelaskan topic yang rumit menjadi sederhana dan mudah dimengerti.
  6. Saya selalu mengerjakan sesuatu selangkah demi selangkah.
  7. Saya mengenali diri saya dengan baik dan mengerti perilaku saya.
  8. Saya menyenangi kegiatan yang melibatkan banyak orang.
  9. Saya mudah belajar dengan cara mendengarkan ceramah dan diskusi.
  10. Saya merasakan perubahan mood saat mendengarkan music.
  11. Saya menikmati puzzle, TTS, dan persoalan yang melibatkan logika.
  12. Dalam belajar, graphic, gambar, digram, flow chart, penting bagi saya.
  13. Saya peka terhadap mood dan perasaan orang di sekitar saya.
  14. Saya belajar lebih maksimal bila saya dapat bergerak dan mengerjakannya sendiri.
  15. Saya memelihara atau menyukai hewan atau tanaman.
  16. Saya harus bisa melihat manfaat yang bisa saya dapatkan sebelum saya memulai mempelajari sesuatu.
  17. Saya membutuhkan privasi dan ketenangan saat bekerja dan berfikir.
  18. Saya mendengarkan music, saya tahu alat music apa saja yang digunakan.
  19. Saya dapat dengan mudah mengingat dan melihat kembali kejadian yang pernah saya alami.
  20. Saya suka dan tertarik dengan topic yang berhubungan dengan lingkungan.
  21. Saya mempunyai perbendaraah kata yang luas dan dapat mengungkapkan diri dengan baik dengan menggunakan kata-kata tersebut.
  22. Saya suka mencatat.
  23. Saya memiliki keseimbangan tubuh dengan baik dan menikmati kegiatan fisik.
  24. Saya mengerti pola dan hubungan yang terdapat dalam pengalaman atau kejadian.
  25. Saya mampu bekerja sama dalam suatu kelompok.
  26. Saya mengerti cara kerja tubuh dan memperhatikan kesehatan saya.
  27. Saya tanggap dan jeli, seringkali melihat sesuatu yang terlewatkan oleh orang lain.
  28. Saya mudah gelisah, misalnya karena harus duduk diam dalam waktu yang lama.
  29. Saya suka bekerja atau belajar sendiri, tidak perlu ditemani orang lain.
  30. Saya suka music atau membuat lagu.
  31. Saya suka bekerja dengan angka dan memecahkan soal matematika.
  32. Saya bisa membaca arah perubahan cuaca berdasarkan kondisi alam.


Silahkan total hasil angka pada setiap pernyataan sesuai berikut:

  • Kategori Kecerdasan linguistic = total hasil no. 5, 9, 21, 22
  • Kategori Kecerdasan matematis dan logika = total hasil no. 6, 11, 24, 31
  • Kategori Kecerdasan visual spasial = total hasil no. 2, 12, 19, 27
  • Kategori Kecerdasan music = total hasil no. 4, 10, 18, 30
  • Kategori Kecerdasan interpersonal = total hasil no. 3, 8, 13, 25
  • Kategori Kecerdasan intrapersonal = total hasil no. 7, 16, 17, 29
  • Kategori Kecerdasan kinestetik = total hasil no. 1, 14, 23, 28
  • Kategori Kecerdasan naturalis = total hasil no. 15, 20, 26, 32

Urutkan dari mulai terbesar no. 1 sampai 8.

Jika kecerdasan logis matematis paling bawah, tidak usah bekerja menjadi finance, bendahara, banker, bisa khursus cuma nilainya gak tinggi-tinggi amat. Jika dipaksakan badan mudah sakit karena bukan passionnya.

( Kecerdasan Kinestetik Dimas di urutan no. 2 dan 
Shifa Kinestetik ada di no.1)

Jika kecerdasan naturalis paling bawah, masakannya pas-pasan, gak usah bisnis catering, kalau mau cari saja chef yang kecerdasannya no. 1. Gak usah punya tanaman hidroponik atau pelihara kucing angora, Persia.

Jika kecerdasan kinestetik paling bawah, gak usah belajar tari-tarian. Gak terlalu suka diajak jalan-jalan jauh / hiking. Paling banter poco-poco, itu saja kanan kiri salah.

Jika kecerdasan linguistic paling bawah, jarang bagi perempuan karena  memliki kemampuan 20.000 kata

Jika kecerdasan intrapersonal paling bawah, gak usah menghayal buat novel. Jika pengen banget punya buku, minta tolong ghost writer.

Jika kecerdasan musikalis paling bawah, gak usah mimpi punya toko music.

Jika kecerdasan interpersonal paling bawah, gak usah jadi public relation.

Jika kecerdasan visual spasial paling bawah, gak usah mimpi jadi designer, pilot.

Bakat paling bawah bukan berarti dia tidak bisa melakukannya sama sekali karena masih ada angkanya, Cuma saja tidak jago walaupun dengan khursus. Karena khursus akan menaikan keterampilan hanya sedikit saja. Oleh karena itu kita perlu mitra yang punya kecerdasan dimana kita kurang namun dia tinggi.

Jadi seorang ibu 1/3 guru, 1/3 psikolog, 1/3 dokter nanti sakit berlanjut baru hubungi dokter J

Kecerdasan linguistic : cocok pada jurnalisme, berdebat, penterjemah

Jika kecerdasan linguistic pertama, kombinasi intrapersonal = penulis

Jika kecerdasan linguistic pertama, kombinasi interpersonal dan matematis = marketing, guru matematika

Jika kecerdasan linguistic pertama, kombinasi interpersonal = public relation, guru

Jika kecerdasan interpersonal, kombinasi naturalis, visual spasial, musikalis = guru biologi, guru tata boga, guru kesenian

Jika kerdasan intrapersonal pertama = konselor, filsuf, trainer, psikolog, psikiatri, wiraswasta, penulis, peneliti, atau memilih jalur spiritual

Jika kecerdasan linguistic pertama, kombinasi matematis = peneliti

Jika kecerdasan interpersonal pertama = trainer, konselor, manajemen, marketing, politisi, pekerja social, actor, terapis

Jika kecerdasan musikalis pertama = penyanyi, pemain music, producer, guru musk atau vocal, atau punya toko music

Jika kecerdasan visual spasial pertama = arsitek, designer, penjahit, pilot, pelaut, seniman, fotografer, pengerajin, animator, dokter bedah

Jika kecerdasan naturalis pertama = guru biologi, ekologi, kimia, peternak, petani, perkebunan, koki, pendaki gunung, kolektor tanaman dan binatang, traveling

Silahkan mencoba!

Sumber: Kajian Rumil Al hilya oleh dr. Aisah Dahlan
https://ncnstory.blogspot.com/2019/09/apa-ya-bakatku.html