Dalam proses pendidikan seorang
anak bukan hanya guru yang berada didalamnya, ada orangtua, teman dan
lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan dalam pendidikan.
Dalam menjaga keharmonisan
hubungan dengan orangtua maka seorang guru membutuhkan komunikasi yang mampu
menjembatani hubungan ini. Sangat dimaklumi karena anak merupakan investasi
terbesar bagi mereka sebagai orangtua.
Kegagalan dalam berkomunikasi
dengan orangtua akan membawa dampak yang tidak baik bagi guru tersebut bahkan
sekolahpun akan menerima akibatnya. Orang tua akan bersikap defensive dalam
permasalahan yang berhubungan dengan anak mereka.
Jadilah pendengar atas keluhan
mereka terlebih dahulu karena kita mengikuti irama dan bersikap konfrontir
terhadap mereka seolah-olah kita sebagai gurulah yang tahu segalanya tentang
anak mereka maka yang terjadi adalah kesalahpahaman.
Pernah suatu saat saya menerima
keluhan orangtua tentang teman saya mengajar.
Tugas saya adalah mendengarkan keluhan mereka terlebih dahulu kemudian
menarik benang merah kesalahpahaman yang terjadi antara guru yang bersangkutan
dengan orang tua murid.
“Bu, saya bingung deh dengan
ibu guru kelas A”
“Kenapa bingung bunda?”
“Saya kan menanyakan kenapa kok
anak saya sudah masuk sekolah selama 2 bulan ini masih belum tahu huruf, lalu
ibu guru menjawabnya nanti juga bisa bu, lagi pula anak ibu kalo sedang
kegiatan selalu tidak memperhatikan saya malah main-main”
“Baik bunda, nanti saya
sampaikan yah”
“Ya bu, kan memang tugas ibu
guru buat memperhatikan anak saya, kan saya sudah bayar uang sekolah di sini,
tidak gratis!”
Dengan tersenyum saya
menganggukkan kepala terlebih dahulu. Setelah orang tua tersebut sudah
mengeluarkan keluh kesahnya, maka saya mulai melunakkan hatinya.
“Maap bunda, pada pertemuan
pertama orangtua murid dan sekolah, bunda datang?”. Ia menganggukkan kepala.
“Bunda mendengarkan dengan
jelas, apa yang menjadi tujuan utama kami mengajar dan hal-hal apa saja yang diajarkan
di sekolah ini”
“Dengar sih bu, tapi tidak
terlalu jelas terus selesai rapat saya lansung pulang, saya pikir pembagian
kelas dan pemilihan ketua komite sekolah saja bu”
Saya lalu menyampaikan hal-hal
yang dibicarakan ketika pertemuan tersebut dan memberi penjelasan cara
pembelajaran di sekolah kami. Ibu tersebut dengan seksama mendengarkan saya
bicara, tidak ada bantahan darinya dan di akhir perbincangan, kami bersalaman
dan berpelukan.
“Maap yah bu, saya sempat emosi
dan berpikir yang tidak baik”
“Ya bunda, kamipun mohon maap
atas kesalahpahaman ini, semoga kamipun dapat menjaga amanah yang dipercayakan
kepada kami”
Setelah kejadian tersebut, kami
saling intropeksi diri sebagai guru agar melakukan komunikasi yang hadir dari
hati seorang guru yang bersifat friendly, menjaga nada suara dalam berbicara
serta menyampaikan informasi secara
objektif sehingga terjadi komunikasi dua arah yang baik.
Tips cerdas berkomunikasi saat
di sekolah :
1.
Bersikap ramah, bersahabat dan memberi kenyamanan pada orangtua
2.
Memberikan informasi
yang objektif tentang anak
3.
Fokus pada masalah yang
diperbincangkan
4.
Menjadi pendengar yang
aktif
5.
Berkomunikasi dua arah
Semoga bermanfaat
0 Response to "Komunikasi Guru Cerdas"
Posting Komentar