Kurikulum Cinta Menurut Saya

Malam-malam kepengin rasanya menulis dan diiringi lagu "Mencintaimu"

Mencintaimu

Seumur hidupku
Selamanya
Setia menanti
Walau di hati saja
Seluruh hidupku
Selamanya
Kau tetap milikku....(lanjut sendiri yah)

Loh, apa hubungannya lagu ini dengan kurikulum? Tentu saja, tidak ada kecuali sama-sama ada kata "cinta".

Kurikulum Cinta adalah gagasan Kementerian Agama untuk menanamkan cinta kasih, toleransi dan kedamaian dalam pendidikan. Kurikulum ini bertujuan untuk melahirkan generasi muda yang berkarakter mulia dan berkontribusi positif bagi masyarakat. 

Tujuan kurikulum cinta adalah:

  • Menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak dini
  • Menumbuhkan pola pikir yang inklusif
  • Memandang perbedaan sebagai bagian dari keragaman dan kekayaan bangsa
  • Menciptakan kedamaian di masyarakat
  • Menghindari provokasi
  • Membangun ikatan cinta sejak dini
  • Mengikis potensi terjadinya relasi kuasa dalam masyarakat

  • Sebagai contoh, saat anak-anak melakukan peragaan manasik haji pada lempar jumroh, 
    kita memaknai kepada anak-anak agar 
    membuangrasa sombong dan menjadi pribadi
    menyenangkan bagi semua makhluk hidup 
    itulah perwujudan dari cinta bagi sesama.

    Bagaimana memaknai kurikulum cinta menurut pendapat teman-teman? 

    Yuk komen disini.


    #pendidikananakusiadini

    #komunitasguruinspiratif

    #gurubelajarmuridnyapintar

    #catatanwiwik

    10 Afirmasi Pemberi Energi Positif

    Berikut ini adalah 10 Afirmasi Positif yang akan mengubah hidup Anda:

    1) “Saya dapat mencapai keagungan”
    Salah satu afirmasi yang paling berpengaruh adalah mengatakan kepada diri Anda setiap hari bahwa Anda dapat menacapai semua keagungan dalam hidup Anda. Fokuslah pada visi dan impian Anda dan kemudian sertakan emosi pada visi itu. Dengan mengatakan hal ini kepada diri Anda sendiri dan meyakini bahwa Anda dapat mencapai keagungan, maka hal itu pada akhirnya akan berubah menjadi kenyataan.

    2) “Hari ini, energi saya meluap-luap dan kegembiraan saya melimpah”
    Kegembiraan dimulai dari dalam, bukan dari luar diri Anda. Kegembiran juga dimulai segera setelah Anda bangun. Maka jadikanlah kebiasaan untuk mengulang-ulang afirmasi ini setiap pagi.

    3) “Saya mengasihi dan menerima diri saya sendiri apa adanya”
    Bila Anda mengasihi diri Anda, secara otomatis Anda akan mulai menghargai dan menghormati diri Anda sendiri. Jika Anda mempunyai keyakinan dan kebanggaan akan apa yang Anda lakukan, anda akan mulai melihat diri Anda dalam sebuah terang baru dan termotivasi serta terinspirasi untuk melakukan hal-hal yang lebih besar dan lebih baik.

    4) “Tubuh saya sehat; pikiran saya cemerlang; jiwa saya tenang”
    Tubuh yang sehat dimulai dari kesehatan pikiran dan jiwa. Jika salah satunya mengalami emosi-emosi negatif, yang lainnya akan terpengaruh. Penyebab nomor satu penyakit atau masalah kesehatan adalah Anda sendiri. Anda juga dapat menghapus atau mencabut semua izin yang telah Anda berikan, baik secara sadar maupun tidak sadar, kepada semua penyakit-penyakit di dunia untuk masuk ke dalam diri Anda. Anda sedang menaklukkan penyakit-penyakit Anda dan mengalahkannya dengan tuntas setiap hari.

    5) “Saya yakin saya dapat melakukan apa saja”
    Anda perlu mengatakan hal ini kepada diri Anda setiap hari. Ini adalah hal yang begitu penting, untuk terus membuat Anda termotivasi. Dengan mengatakan ini, Anda akan mampu mengerjakan apa saja yang ditanamkan dalam pikiran Anda.

    6) “Apa saja yang terjadi sekarang, sedang terjadi untuk kebaikan saya yang utama”
    Tidak ada korban, tidak ada kecelakaan dan tidak ada kebetulan. Mereka tidak pernah ada dalam kenyataan. Anda hanya akan menarik apa yang menjadi bagian. Maka, pahamilah dari lubuk hati Anda bahwa segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan dan mereka semua berada dalam kesesuaian yang sempurna. Anda akan berdamai dengan semua yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi. Ketakutan Anda akan masa depan akan sirna dengan sendirinya.

    7) “Saya adalah arsitek kehidupan saya; sayalah yang membangun fondasinya dan memilih isinya”
    Ini adalah kata-kata yang harus Anda ucapkan kepada diri Anda setiap bangun pagi. Setiap hari baru selalu menawarkan awal yang segar dan juga membawa dampak pada orang-orang lain sekitar Anda. Anda dapat berbuat segala sesuatu yang Anda sukai karena Anda adalah arsitek dari kehidupan Anda sendiri. Jika Anda memulai hari Anda dengan sebuah pemikiran dan perasaan positif, maka hal itu akan mengubah hari Anda menjadi sesuatu luar biasa.

    8) “Saya memaafkan mereka yang telah merugikan saya di masa lalu dan secara damai melepaskan diri dari mereka”
    Itu tidak berarti Anda lupa apa yang telah mereka lakukan, tetapi Anda berdamai dengan apa yang mereka lakukan dan pelajaran-pelajaran yang telah Anda dapatkan. Kekuatan untuk mengampuni memungkinkan Anda untuk bergerak maju, dan membuat hidup Anda menjadi damai. Kekuatan Anda untuk memaafkan mereka juga mengubah secara instan bagaimana mereka bereaksi kepada Anda.

    9) “Kemampuan saya untuk menaklukkan tantangan adalah tak terbatas; potensi saya untuk sukses adalah tak terhingga”
    Ya, Anda tidak memiliki batas, kecuali batasan yang Anda tempatkan pada diri Anda sendiri. Kehidupan seperti apakah yang Anda inginkan? Apa yang menghentikan Anda? Apa hambatan yang Anda paksaan pada diri Anda? Afirmasi ini akan membantu Anda mengatasi semua batasan-batasan itu.

    10) “Hari ini, saya meninggalkan kebiasaan lama saya dan menggantinya dengan kebiasaan baru, yang lebih positif”
    Sadarilah bahwa setiap masa sulit hanyalah fase sebuah singkat dari kehidupan. Masa sulit ini akan lenyap bersama dengan kebiasaan lama Anda saat Anda menggantikannya dengan. Anda adalah seseorang yang sepenuhnya beradaptasi dengan energi kreatif yang bergelora melalui Anda dan membawa Anda ke ide-ide dan pola pikir baru yang cemerlang.
    Selamat mencoba!

    Sains Untuk Anak Usia Dini

    Pendidikan sains pada anak usia dini bertujuan untuk memicu rasa ingin tahu mereka serta mengembangkan minat terhadap lingkungan. Sebab, anak-anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang dunia di sekitar mereka. 



    Bermain sains pada anak usia dini adalah salah satu kegiatan untuk mengembangkan aspek perkebangan dan potensi yang dimiliki anak. Pembelajaran sains melatih kemampuan anak untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan, mendengar dan mengecap.



    Menurut Leeper (1994), pada hal-hal di atas secara umum menyampaikan bahwa pengembangan pembelajarn sains pada anak usia dini hendaklah di tujukan untuk merealisasikan empat hal yaitu:

    1. Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
    2. Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Misalkan tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
    3. Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik), maksudnya adalah segala informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai kaidah keilmuan yang menaunginya.
    4. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berbeda dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.

    Berikut cara mengajarkan sains secara sederhana kepada anak

    1. Gunakan buku yang menarik

    2. Menggunakan kegiatan sehari-hari sebagai sarana pengenalan sains

    3. Memaksimalkan penggunaan panca indera anak memunculkan keingintahuannya


    Semoga bermanfaat

    Wiwik Suryandarini
    Founder Komunitas Guru Inspiratif
    @wiwik_gurindam









    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik

     Penulis Astrid Shifa Safitri

    a.      Motorik Kasar

    Faktor yang mempengaruhi perkembangan motoric kasar yaitu:

    1.)    Gizi ibu pada saat hamil

    Jika ibu hamil tidak memiliki gizi yang baik,nantinya akan menyebabkan hambatan pada otak janin yang mempengaruhi perkembangannya.

    2.)    Status gizi

    Makanan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak, jika status gizi anak kurang maka akan mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motoric kasar anak.

    3.)    Stimulus

    Stimulus tidak kalah pentingnya dengan status gizi. Stimulus sangat mempengaruhi peertumbuhan dan perkembagan anak. Anak yang mendapat stimulus yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang.

    4.)    Pengetahuan ibu

    Faktor pengetahuan merupakan salah saru faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam tumbuh kembang anak, dengan terbasnya kemampuan ibu dalam pengetahuan sehingga memungkinkan terhambatnya perkembangan anak.

    b   b. 


    Motorik Halus

    Faktor yang mempengaruhi perkembangan motoric halus yaitu:

    1.)    Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)

    2.)    Faktor lingkungan yang mnguntungkan atau merugikan kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis

    3.)    Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri. http://repository.unimus.ac.id

    Aktivitas yang dapat mengembangkan keterampilan motoric anak

    1.      Motoric kasar

    a.       Mengendarai sepeda roda roda dua/tiga

    b.      Berlari dan berhenti, berlalri dengan sempurna

    c.       Menaiki atau memnjat tangga gimnastik

    d.      Melompat dan meloncat

    e.       Berdiri dengan satu kaki

    f.       Barmain bola.

    2.      Motoric halus

    a.       Memasang dan membuka kancing

    b.      Meronce

    c.       Melipat kertas

    d.      Menggambar, menulis, menggunting

    e.       Menjahit

    Prinsip Perkembangan Motorik

    1.      Perkembanagn motoric bergantung pada kematangn otot dan syaraf.

    Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah (area) sistem syaraf yang berbeda. Karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah, yang bertempat dalam urat tulang syaraf belakang, pada waktu lahir berkembangnya lebih baik ketimbang pusat syaraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak, maka gerak refleks pada waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang dibiarkan berkembang sendiri. Selama masa kanak-kanak, otot berbelang (striped muscle) atau striated muscle yang mengendalikan gerakan sukarela berkembang dalam laju yang agak lambat. Sebelum anak cukup matang, tidak mungkin ada tindakan sukarela yang terkoordinasi.

    2.      Perkembangan motoric mengikuti pola yang dapat diramalkan

    Pola perkembangan motorik yang dapat diramalkan terbukti dari adanya perubahan kegiatan massa ke kegiatan khusus. Dengan matangnya mekanisme urat syaraf, kegiatan massa digantikan dengan kegiatan spesifik, dan secara acak gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota badan yang tepat. Perkembangan motorik dapat diramalkan ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Breckenridge dan Vincent telah menunjukkan cara yang cukup teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yakni dengan mengalikan umur anak waktu mulai merangkak dengan 1½ atau dengan mengalikan umur anak waktu mulai duduk dengan dua.

    3.      Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motoric

    Karena awal perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan, berdasarkan umur rata-rata dimungkinkan untuk menentukan norma untuk bentuk kegiatan motorik lainnya. Norma tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk yang memungkinkan orang tua dan orang lain untuk mengetahui apa yang dapat diharapkan dan pada umur berapa hal itu dapat diharapkan dari anak. Petunjuk tersebut dapat juga digunakan untuk menilai norma perkembangan anak.

    4.      Perbedaan individu dalam laju perkembangan motoric

    Meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut terjadi perbedaan individu. Hal ini mempengaruhi umur pada waktu perbedaan individu tersebut mencapai tahap yang berbeda. Sebagian kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan motorik, sedangkan sebagian lain memperlambatnya.


    Dafpus :

    Rini, Endang Sukamti. 2018. Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY Press.

    Septri, s. 2018. Belajar Motorik Dasar. Dilansir dari situs : https://bit.ly/2X2Tuzz

    Rismayanthi, C. Stimulasi Motorik Anak. Dilansir dari situs : http://staffnew.uny.ac.id. / https://bit.ly/38PmSfr

    Tahapan dan Perkembangan Motoric Pada Anak Usia Prasekolah 3-6 tahun

     Penulis : Astrid Shifa Safitri

    Motorik adalah suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses penendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Sedangkan perkembangan motoric adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Perkembangan motoric dapat berkembang seiring dengan kematangan saraf dan otot anak. Adapun pengertian lain tentang perkembangan motoric yaitu perkembangan pengenalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir anatara susunan syaraf, otot, otak, spinal cord Harlock (2003:35).

    Motoric itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu motoric kasar dan motoric halus. Motoric kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebgaian besar atau seluruh anggota tubuh motoric kasar deperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya. (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114). Sedangkan perkembangan motroik kasar anak lebih dahulu dari pada motoik halusnya. Motoric halus menurut Magill Richard (1989:103) mengatakan bahwa keterampilan motoric halus (fine motor skill) merupakan keterampilan yang memerlukan control dari otot-otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Menurut Permen 137 pasal 10 ayat 3, dijelaskan bahwa mororik kasar mencangkup kemampuan gereakan tubuh secara terkoodinasi, lentur, simbang, lincak, lokomotor, non-lokomotor dan mengikuti aturan. Sedangkan motoric halus, mencangkup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk.

    Tahap-tahap perkembangan mototik

    a.      Tahap pra-keterampilan

    Tinngkah laku gerak dimulai kira-kira pada periode 6 bulan dalam kandungan dan terus berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Selama tahap pengembangan pra-keterampilan gerak, gerakan bayi diperbaiki dari gerak reflex awal menjadi pola dasar yang terkoordinasikan. Perhatian selama periode ini harus ditekankan paada kualitas dan kuantitas pengalaman anak. Terdapat 3 tingkat perkembangan dalam tahap ini yang mudah dikenali;

    1.      Tingkatan Refleksif

    Gerak reflex adalah akibat dari rangsangan reseptor sensoris yang mengirimkan suatu tanda sepanjang jalur syaraf reflex dan balik ke serabut-serabut otot. Gerakan ini merupakan aktivitas tanpa disadari dan merupakan jawaban rangsang yang telah disadari. Gerakan reflex dilakukan oleh sumsum tulang belakang.

    2.      Tingkat Integrasi Sensori

    Gerakan pada tingkatan ini cenderung kasar dan tidak teratur. Perolehan gerakan ini bedasarkan kematangan yang terjadi dalam urutan yang dapat diramalkan yang berdasar asas-asas perkembangan. Kemajuan dalam mengatur syaraf otot akan cenderung menghalangi gerak reflex. Selama penampilan gerakan sederhana yang terpisah anak mulai mnegintegrasikan masukan dari berbagai penerima sensoris dengan penampilan gerakan motoric. Proses perseptual ini penting untuk memperoleh tingkah laku gerak yang efesien.

    3.      Perkembangan Pola Gerak Dasar

    Pada awal masa anak-anak (usia 2-8 tahun) di tunkukan oleh pencapaian dan pengembangan yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks. Anak-anak akan semakin aktif terlibat dalam menyelidiki lingkungannya dari gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan perkembangan pola gerak dasar. Gerakan dasar yang meliputi, berjalan, berlari, melompat, meloncat dan melempar.

    b.      Tahap perkembangan keterampilan

    Keterampilan olah raga adalah gerakan-gerakan tersebut yang dikaitkan dengan kegiatan olahraga. Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan olahraga mencangkup periode perkembangan, perbaikan, penampilan dan kemunduran. Pada akhir tingkatan perkembangan pola gerak dasar fan awal tingkatan keterampilan, anak mulau terus menerus mengatur pola yanag ditampilakan ke dalam program gerak yang terpadu.

    c.       Tahap Keterampilan

    1.      Pengahalus keterampilan

    Keterampilan merupakan penampilan motoric pada taraf yang tinggi. Gerakan pada taraf tinggi akan terasa enak dipandang. Keterampilan ditandai dengan gerakan yang terorganisasi, halus dan estetik.

    2.      Tahap penampilan 

    Puncak tahap keterampilan perkembangan motoric adalah penampilan. Pada tahap ini pola gerak yang ada pada seseorang sudah sedikit menetap dan apabila diubah dari pola yang sering dilakukan akan menyebabkan menurunnya penampilan.

    3.      Pola kemunduran

    Setelah mengalami puncak penampilan kemampuan, seseorang akan mengalami kemunduran. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena kemampuan seseorang yang terbatas. Kemunduran banyak terjadi di masa penuaan.

                Maka dari itu, usia dini merupaka masa emas untuk pembinaan suatu cbang olahraga. Prestasi olahraga merupakan akumulasi dari kualitas fisik, taktik, dan kematangan psikis yang sengaja disiapkan melalui proses latihan. Anak usia 2-5 tahun merupakan periode pertumbuhan dan juga perkembangan yang cepat terutama system saraf dan juga pertumbuhan otot. Di usia ini, anak diajarkan gerakan seperti berjalan, berlari, melompat, lempar, menagkap, memanjat, menendang dan memukul melalui variasi gerakan yang menyenangkan.

    Perkembangan motoric kasar dan halus anak

    Usia (tahun)

    Motoric Kasar

    Motorik Halus

    3-4  tahun

    − Mengendarai sepeda roda tiga melalui tikungan yang lebar

    Melompat sejauh 1 meter atau lebih dari posisi berdiri semula

     − Membawa sesuatu di atas baki tanpa menjatuhkannya

     − Menangkap bola besar dengan tangan lurus di depan badan

    − Menggunakan bahu dan siku pada saat melempar bola hingga 3 meter

     − Berjalan menyusuri papan dengan menempatkan satu kaki di depan kaki lain − Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik

    − Melompat dengan satu kaki − Berdiri dengan kedua tumit dirapatkan, tangan di samping, tanpa kehilangan keseimbangan

    Mencuci dan melap tangan sendir

     − Mengaduk cairan dengan sendok

     − Bila diberikan gambar kepada dan badan manusia yang belum lengkap, akan menambah paling sedikit dua organ tubuh

    − Memegang garpu dengan cara menggemgam

    − Menggambar lingkaran, namun bentuknya masih “kasar”

    − Menggunting kertas menjadi dua bagian

    − Mengambil benda kecil dengan penjapit

    − Meronce manik-manik kayu yang besar

    − Menuang air dari teko

    − Membuka kancing depan pada usia 3 tahun. Melepas ikat pinggang pada usia 3 ½ tahun

    − Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa dibantu

    4-5 tahun

    − Memanjat tangga-tangga di lapangan bermain

    − Menangkap bola pada tangan dengan siku menekuk

    − Menikung pada belokan tajam dengan sepeda roda tiga

    − Melempar bola melebihi 3,5 meter

    − Tetap seimbang ketika berjalan mundur

    − Menuruni tangga langkah demi langkah

    − Membawa gelas berisi air tanpa menumpahkan isinya

    Menyentuhkan ujung tiap jari pada jempol

    − Menjatuhkan benda kecil, manik-manik misalnya, ke dalam botol berleher sempit

    − Menggunting garis lurus

    − Menggunakan rautan pensil

    − Menjepit kertas dengan klips − Melipat kertas secara vertikal, horisontal, dan diagonal

    − Mengenakan baju dan sepatu dengan baik

    − Menggunakan sendok dan garpu dengan baik

    5-6 tahun

    − Berjalan mundur pada garis yang ditentukan

    − Berjinjit dengan tangan di pinggul

    − Melompat-lompat dengan kaki bergantian

    − Berlari dan langsung menendang bola

    − Mengayunkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan keseimbangan

     − Melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan

    − Menyentuh jari kaki tanpa menekukkan lutut

    - Mengoleskan selai di atas roti dengan pisau

    − Mengikat tali sepatu

    − Memasukkan benang ke dalam lubang jarum

    − Memasukkan surat ke dalam amplop

     − Membentuk berbagai objek dengan tanah liat

    − Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju

            

    Dafpus :

    Rini, Endang Sukamti. 2018. Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY Press.

    Septri, s. 2018. Belajar Motorik Dasar. Dilansir dari situs : https://bit.ly/2X2Tuzz

    Rismayanthi, C. Stimulasi Motorik Anak. Dilansir dari situs : http://staffnew.uny.ac.id. / https://bit.ly/38PmSfr

    Suryandarini, Wiwik, 2018. Be An Inspiring Teacher, Litera MediaTama

    Pembelajaran Kooperatif



    Menurut Marr, Pembelajaran Kooperatif adalah suatu pembelajaran yang dapat mendorong sikap saling menghormati dan belajar di antara siswa dengan beragam bakat, kemampuan, latar belakang dan etnis.Bern dan Erickson mengatakan bahwa Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah strategi pembelajaran yang menyelenggarakan pembelajaran menggunakan kelompok studi kecil di mana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif diartikan sebagai pembelajaran yang menitik beratkan pada aspek eksistesi kelompok.

    Unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah:

    1.      Saling Ketergantungan Positif

    Setiap siswa mendapat penilaiannya sendiri. Sedangkan nilai kelompok didapat dari sumbangan setiap anggota. Dengan demikian bagi murid yang kurang mampu tidak akan merasa rendah diri terhadap yang lebih pandai, karena mereka pun dapat ikut menyumbangkan nilainya.

    2.      Pembagian tugas kelompok

    Pendistribusian tugas dalam grup adalah salah satu kunci untuk sukses dan mencapai tujuan pembelajaran.

    3.      Tanggung Jawab Perseorangan

    Setiap siswa memiliki tugas individu, harus ada pembagian waktu yang pasti dan bersifat tegas. Ini adalah kunci keberhasilan metode kerja kelompok.

    4.      Interaksi Tatap Muka

    Kegiatan berinteraksi dalam pembelajaran kooperatif ini akan memberikan sebuah sinergi yang saling menguntungkan bagi semua anggota. Hasil dari pemikiran beberapa orang akan lebih kaya dibanding hanya pemikiran satu orang saja.

    5.      Komunikasi Antar Anggota

    Siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan komunikasi yang sebelumnya akan dibekali oleh guru karena tidak setiap siswa memiliki keterapilan berkomunikasi. Evaluasi Proses Kelompok.

    6.      Evaluasi proses kelompok dilakukan ketika masing-masing kelompok menyampaikan presentasi. Bagaimana setiap anggota tim menjawab pertanyaan dari audiens sesuai dengan bagiannya masing-masing dan bagaimana anggota lain melengkapi jawaban dari setiap pertanyaan.


       
     Tidak hanya anak didik saja dapat belajar kelompok, guru sebagai orang dewasa pun wajib menggunakan pembelajaran kelompok ini untuk peningkatan kompetensinya.



    Semoga bermanfaat

    Wiwik Suryandarini
    Trainer Guru PAUD Inspiratif

    Daftar Pustaka

    Anita Lie, Cooprative Learning, Mempraktikan Cooprative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2002, hal.19.

    Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2016, hal. 296.

    Elisabeth G Cohn, Teaching Cooprative Learning, The challenge for Teacher Education, Albany, State University of New York Press: 2004, hal. 3.

            Isjoni,Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung, Alfabeta:2001, hal. 5.