Jaring Pembelajaran Bunda

Pada tulisan ini saya mencoba berbagi hal yang insya Allah bermanfaat bagi bunda yang ingin mengajarkan anaknya di rumah.
Bila di sekolah saya jaring pembelajaran ini disebut Spider Web namun saya persilahkan bunda menamakan apa saja karena bukan nama yang penting tetapi isi dari kegiatan yang akan bunda ajarkan pada ananda yang berusia 2 - 5 tahun.
Yang paling utama bunda rencanakan adalah penentuan Tema yang akan diperkenalkan, misalnya pada tahun ini bunda menginginkan Tema Tanaman. Setelah tema didapat selanjutnya bunda menentukan sub tema.

Contoh 
Tema 1 Tahun : Tanaman
Sub Tema 1 Tahun : Tanaman obat, Tanaman hias, Bagian dari tanaman, dsb
Sub Tema Bulan Januari : Bagian dari tanaman, dsb
Sub Tema Minggu 1 : Buah Mangga
Sampai sini semoga bunda dapat paham yah. Namun yang perlu diingat pada saat bunda memperkenalkan suatu hal ingat selalu prinsipnya yaitu
1. What, apa yang ingin diperkenalkan
2. Where, dimana hal itu didapat
3. Who, siapa saja yang berhubungan
4. When, kapan hal tersebut didapat
5. Why, mengapa harus dipelajari
6. How, bagaimana mempelajarinya
Prinsip yang sama dengan Gurunda "Pak Jamil" ajarkan kepada kita semua saat TBnC.
Pada perkenalan pohon mangga ini maka What-nya adalah Apa ciri dari pohon mangga, Kegiatannya adalah mengamati pohon mangga
Lalu Where, Dimana menanam pohon mangga, setelah berdiskusi dengan ananda bunda dapat melakukan kegiatan mewarnai, mengarsir atau mengisi pola
Untuk selanjutnya silahkanbunda dapat melihat dan mempelajarinya di sini jaring%20pembelajaran.doc 
Semoga Bermanfaat
Wiwik Suryandarini
Pendidik dan Trainer
Pin 325D598C / wa. 08816831153

Prinsip Penilaian RA/TK/PAUD

Untuk melihat pencapaian pembelajaran di RA/TK/PAUD, maka diberikan penilaian pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak. Penilaian pencapaian pembelajaran yang diambil dari indikator-indikator pengembangan kemampuan dasar anak tersebut memiliki prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :


1. Sistematis
Penilaian harus dilakukan secara sistematis, artinya kegiatan penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram, sesuai dengan rencana yang telah di susun, kebutuhan nyata yang ada dilapangan, dan atau karakteristik penggunaan instrumen yang akan digunakan. Sebagai contoh ketika mengenalkan cara melipat pada anak maka penilaian yang harus dipersiapkan adalah penilaian unjuk kerja

2. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak yang meliputi : nilai-nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Disamping aspek yang dinilai, sesuai tingkat dan kedalamannya, kegiatan penilaian juga dapat menggali data dari berbagai sumber yang relevan dengan aspek yang dinilai.
Ketika dalam penilaian unjuk kerja terdapat juga aspek bahasa seperti mengungkapkan bahasa, kognitif seperti berapa lipatan yangdikerjakan, dsb

3. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

4. Objektif
Proses dan hasil-hasil penilaian dilakukan sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya dan semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak tidak menjadi bagian dari pertimbangan dalam penilaian.

5. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Guru sebagai fasilitator juga merangkap motivator anak agar lebih memberanikan diri menunjukkan kemampuannya.

6. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi peserta didik, orang tua, guru dan pihak lain yang relevan. Kebermaknaan ini maksudnya adalah semua pihak dapat mengetahui seberapa persentase perkembangan anak dalam memahami dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Bila anak hanya mengetahui lipatan 2 maka guru wajib mengutarakannya kepada orang tua sehingga kesinambungan pembelajaran dapat dipahami orang tua.

Semoga Bermanfaat

Wiwik Suryandarini
Pendidik dan Trainer

Follow me at @wiwik_wsurya74

Sumber : Kurikulum PAUD

Pengalaman Belajar TIK di Bahrul Ulum

Pembelajaran pendidikan TIK anak usia dini yang saya kemukakan pada diskusi guru-guru di RA Bahrul Ulum membuat mereka agak keberatan karena kawatir menganggu kegiatan pembelajaran di dalam kelas. RA Bahrul Ulum termasuk dalam ruang lingkup kegiatan pendidikan anak usia dini di Jalan Mangga Besar 13 Jakarta Pusat. Lingkungan sekolah termasuk dalam kategori lingkungan mewah alias menengah ke bawah, orangtua yang menyekolahkan anaknya agar bisa sekedar calistung saja untuk persiapan sekolah dasar dan mengabaikan potensi kecerdasan anak yang lainnya. Hal ini tidak bisa disalahkan kepada orang tua semata karena di saat mereka masuk ke sekolah dasar lansung disodorkan pembelajaran yang begitu banyak kalimat yang harus anak membacanya.

Menyadari hal tersebut saya mengajak rekan-rekan guru untuk menciptakan suasana pengenalan calistung dengan cara yang menyenangkan bagi anak salah satunya adalah pengenalan pelajaran TIK di sekolah. Setelah disetujui, maka mulailah kami mencari komputer yang murah-murah namun dapat digunakan untuk pembelajaran tersebut dan alhamdulillahnya, tempat kami dekat dengan pasar glodok dan harco mangga dua yang banyak menjual aksesoris komputer sehingga kami tidak menggunakan banyak transport untuk mencarinya. Saya meminta bantuan pak Toni, guru lukis kami yang mengetahui banyak tentang komputer untuk mencarikan komputer sesuai dengan budget sekolah kami.

Selama pak toni  mencari, kami guru-guru membuat jadwal dan program belajar komputer bagi anak-anak setiap harinya. Kenapa setiap hari?, karena kami hanya mampu membeli komputer sebanyak 2 buah saja dan itupun komputer jadul (jaman dulu) yang nantinya akan diprogram oleh pak toni untuk anak-anak.

Saat memulai pembelajaran TIK ini pada tahun 2010, kami bingung memulai dari mana karena anak-anak sebenarnya telah tahu komputer namun hanya sebatas permainan game di tempat warnet (warung inetrnet) atau tempat bermain PS dan game online yang ada di sekitar kami. Keresahan ini pula yang membawa kami guru-guru bahrul ulum meminta orangtua murid agar lebih memperhatikan kegiatan anak-anaknya di luar rumah untuk tidak memberi kebebasan bermain game online, PS tanpa ada pengawasan dari orangtua.

Kami berharap pembelajaran TIK yang kami berikan kepada anak-anak akan memberi mereka pengetahuan bahwa masih banyak yang dapat mereka pelajari selain bermain game saja. Anak-anak bisa belajar banyak hal seperti cara membaca yang mengasyikkan, mencocokkan benda dan sebagainya.

Setelah jadwal, program pembelajaran dan komputer telah tersedia, maka kamipun mengundang orangtua murid untuk memperkenalkan program pengenalan TIK di sekolah. Orangtua sangat antusias mendengar anak-anak akan belajar komputer apalagi program tersebut tidak dikenakan biaya tambahan di sekolah.

Alhamdulillah, pengenalan TIK di sekolah kami berlanjut hingga saat ini, walau hanya memliki 2 komputer saja, namun antusias anak-anak belajar sangat mengembirakan.

Jadwal program TIK dapat kita rencanakan bersama antara kepala sekolah, guru kelas dan guru pendamping saat pembelajaran TIK berlansung.

Yuk, belajar dan mengenalkan TIK pada anak-anak, semoga terlahir Generasi Islami yang menjadikan TIK ini sebagai upaya jihad mereka menegakkan kalimat Allah.

Follow me @wiwik_wsurya74
http://trainerlaris.ning.com/profile/blog/wiwiksuryandarini











Metode SELING

Selling (Sentra & Lingkaran) / BCCT by Wiwik

Sentra dan lingkaran adalah sebuah metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi yang proporsional. Dunia anak adalah dunia bermain maka selayaknyalah konsep pendidikan untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Intinya bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain.

Metode SELING / BCCT
Suatu metode / pendekatan dalam
penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini yang dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan empirik.
Nama asli metode ini adalah BCCT (Beyond Center and Circle Time)
Metode ini di Indonesia dipopulerkan dengan istilah SELING (Sentra & Lingkaran)
Metode SELING merupakan pengembangan dari metode Montessori, High Scope dan Reggio Emilio
Metode SELING dikembangkan oleh Creative Center for childhood Research and training (CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida, USA selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak dengan kebutuhan khusus.

BAGAIMANA PENERAPANNYA
  • Metode SELING dirancang dalam bentuk sentra-sentra. Misal ; sentra Alam, sentra bermain peran Mikro, sentra bermain peran Makro, sentra Rancang bangun, sentra Persiapan, sentra imtaq, sentra seni & Kratifitas, sentra Musik & Olah Tubuh, sentra IT dll
  • Setiap guru bertanggung jawab pada 10 murid saja dengan moving class, sesuai dengan sentra gilirannya
  • Metode SELING ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (Multiple Intelligences)
  • Metode SELING memandang bermain sebagai wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana yang
Paling tepat diantara metode – metode yang ada, karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif, kreatif dan bertanggung jawab.

Untuk menerapkan metode ini seorang guru hendaknya mengikuti pijakan-pijakan guna membentuk keberaturan antara bermain dan belajar. Berikut ini adalah Pijakan-pijakan yang harus diikuti :
  1. Pijakan lingkungan
    Guru menata lingkungan yang disesuaikan dengan intensitas & densitas
  2. Pijakan sebelum bermain
    Guru meminta para siswa untuk membentuk lingkaran
    Guru ada diantara para siswa sambil bernyanyi
    Guru meminta para siswa untuk duduk melingkar
    Guru meminta para siswa berdo’a bersama
    Guru menanyakan para siswa kesiapan mendengar cerita dan memasuki sentra
    Guru memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema
    Guru menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan aturan bermain
    Guru meminta siswa masuk ke area sentra
  3. Pijakan saat bermain
    Guru mempersiapkan catatan perkembangan siswa
    Guru mencatat perilaku, kemampuan dan celetukan siswa
    Guru membantu siswa jika dibutuhkan
    Guru mengingatkan siswa bila ada yang lupa atau melanggar aturan
  4. Pijakan setelah bermain / Recalling
    Guru meminta siswa untuk membereskan mainan dan alat yang dipakai
    Guru meminta siswa menceritakan pengalaman bermainnya sambil menghitung jumlah kegiatan yang dilakukan
    Guru menutup kegiatan dengan berdo’a bersama
    Guru membagikan buku komunikasi sebelum pulang
Sumber :
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini  oleh Dra. Yulianis

Kurikulum RA Kemenag